Karlina
114020084
Manajemen C
Fakultas Ekonomi
Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon
SEJARAH PEMBENTUKAN BUMI, TATA SURYA
DAN JAGAD RAYA
A.
Proses Pembentukan Bumi
1.
Teori
Apungan Benua (Continental Drift)
Dikemukakan oleh Alfred
Wegener(1910). Wegener berpendapat bahwa
225 juta tahun yang lalu di Bumi hanya terdapat satu benua yaitu Pangea. Dengan
adanya tenaga tektonik bumi, pangea terpisah menjadi dua benua, Laurasia di
utara dan Gondwana di selatan. Dua benua tersebut dipisahkan oleh suatu lautan
besar yaitu Tethys. Kedua benua tersebut terus bergerak sehingga membentuk
benua-benua seperti sekarang. Teori apungan benua didukung oleh bukti sebagai
berikut:
·
Pantai
di bagian timur Amerika Selatan dan pantai barat Afrika terlihat memiliki
potongan yang cocok satu sama lain.
·
Batuan
yang terdapat di Amerika Selatan dan di Afrika memiliki jenis dan umur batuan
yang sama.
·
Struktur
batuan induk di tepi lautan Atlantik di Afrika, Amerika Utara, dan Eropa
memiliki potongan dengan bentuk yang cocok satu sama lain.
2.
Teori
Lempeng Tektonik (Plate Tectonic)
Muncul pada tahun 1960-an yang
merupakan lanjutan dari teori apungan benua. Dalam teori ini dijelaskan bahwa
permukaan bumi terbentuk oleh kerak benua dan kerak samudera serta lapisan
batuan teratas dari mantel bumi. Semua lapisan ini disebut lithosfer. Dibawah
lapisan oini terdapat lapisan batuan cair yang disebut astenosfer. Suhu dan
tekanan astenosfer sangat tinggi sehingga batuan pada lapisan ini dapat
bergerak seperti cairan. Pergerakan astenosfer ini mengakibatkan lapisan
diatasnya, lithosfer, ikut bergerak. Adanya pergerakan-pergerakan lithosfer ini
mengakibatkan terbentuknya permukaan bumi seperti sekarang.
B.
Proses Terbentuknya Tata Surya
1.
Teori
Kabut atau Nebula (Kant-Laplace)
Tata surya terbentuk dari sebuah
nebula atau kabut besar dan hampir bulat yang berotasi dengan kecepatan sangat
lambat sehingga menyebabkan penyusutan dan membentuk sebuah cakram di bagian
tengahnya. Penyusutan berlanjut hingga terbentuk Matahari di bagian pusat
cakram. Cakram berotasi lebih cepat sehingga bagian tepi-tepi cakram terlepas
membentuk gelang-gelang bahan yang kemudian memadat menjadi planet-planet yang
berevolusi mengitari Matahari.
2.
Teori
Planetesimal (T.C.Chamberlain dan FR.Moulton)
Dalam teori ini dijelaskan bahwa Matahari
telah ada sebagai salah satu bintang. Suatu ketika sebuah bintang berpapasan
dengan Matahari dengan jarak yang tak terlalu jauh sehingga terjadi tarik
menarik pada permukaan Matahari maupun bintang tersebut. Akibatnya sebagian
massa Matahari tertarik ke arah bintang. Pada waktu bintang tersebut menjauh,
sebagian dari massa Matahari jatuh lagi ke permukaan Matahari dan sebagian lagi
terhambur di luar angkasa di sekitar Matahari. Hal ini dinamakan planetesimal,
dimana massa yang terhambur tersebut menjadi planet-planet yang beredar
mengelilingi Matahari.
3.
Teori
Pasang Surut (Sir James Jeans dan Harold Jeffreys)
Tata surya terbentuk oleh efek
pasang gas-gas Matahari akibat gaya gravitasi bintang besar yang melintasi
Matahari. Gas-gas tersebut terlepas dan mengelilingi Matahari, kemudian berubah
menjadi bola-bola cair yang mendingin secara perlahan dan membentuk lapisan
keras menjadi planet-planet dan satelit.
4.
Teori
Proto Planet (Carl Von Weizsacker dan
disempurnakan oleh Gerard P. Kuiper)
Tata
surya terbentuk dari gumpalan awan gas yang jumlahnya sangat banyak. Suatu
gumpalan mengalami pemampatan dan menarik partikel-partikel debu membentuk
gumpalan bola. Pada saat itulah terjadi pilinan yang membuat gumpalan bola
menjadi pipih meyerupai cakram. Karena bagian tengahnya berpilin lambat
mengakibatkan terjadi tekanan yang menimbulkan panas dan cahaya sehingga
terbentuk Matahari.
Bagian
tepi cakram berpilin cepat sehingga terpecah menjadi gumpalan yang lebih kecil.
Gumpalan tersebut membeku menjadi planet dan satelit.
C.
Proses Terbentuknya Jagad Raya
1. Teori Keadaan Tetap (Fred Hoyle, Herman Bondi, dan Thomas Gold)
Alam semesta tidak berawal dan
berakhir karena alam semesta selalu memuai dengan laju tetap dan materi baru
terus menerus tercipta. Akibatnya dalam ruang tertentu selalu dipadati oleh
materi yang berjumlah tetap. Agar alam semesta selalu dalam keadaan tetap,
perlu diciptakan bahan baru secara berkesinambungan yang menimbulkan tekanan
dan memaksa semesta memuai secara terus menerus. Bahan baru tersebut
selanjutnya memadat menjadi galaksi untuk mengisi kekosongan yang timbul karena
pemuaian.
2.
Teori
Ledakan Besar (George Gamow)
Alam semesta bermula dari ledakan
dahsyat (Big Bang) dan galaksi meluas
tanpa batas seperti bola raksasa yang sangat padat. Bola raksasa ini terdiri
dari neutron dan tenaga pancaran yang disebut ‘ylem (diucapkan ‘ailem’).
Sekitar 18 milyar tahun yang lalu ylem meledak dengan dahsyat. Bola mengembang
sehingga berkurang kepadatannya dan temperaturnya turun dari milyaran derajat
hingga jutaan derajat. Pada temperatur sekitar 60 juta derajat semua neutron
berubah menjadi proton dan elektron. Bersamaan temperatur yang menurun,
terbentuklah semua unsur yang ada di alam sekarang ini. Pada suhu sekitar 300
derajat, semua unsur berubah menjadi gas yang menjadi awal dari sebuah galaksi.
D.
Tata Surya Dan Jagad Raya
Tata surya merupakan susunan benda
langit yang terdiri dari sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek
yang mengelilinginya, meliputi planet, komet, meteor, asteroid, satelit, dan
sebagainya. Tata surya hanyalah satu dari jutaan bintang yang tergabung dalam
kelompok bintang yang disebut galaksi.
1. Planet
Merupakan anggota terpenting dalam
tata surya. Planet artinya pengembara atau selalu bergerak, seolah-olah
menjelajahi langit dari satu kelompok bintang ke kelompok bintang yang lain.
Cahaya planet bersumber dari pantulan cahaya Matahari yaitu Merkurius, Venus,
Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus. Planet dapat dikelompokkan
berdasarkan:
·
Jarak
ke Matahari
1.
Asteroid
sebagai pembatas
-
Planet
dalam
Planet yang orbitnya di sebelah
dalam lintasan asteroid yaitu Merkurius, Venus, Bumi dan Mars.
-
Planet
luar
Planet yang orbitnya di sebelah luar
lintasan asteroid yaitu Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
2.
Bumi
sebagai pembatas
-
Planet
Inferior
Planet yang orbitnya berada di dalam
orbit Bumi, yaitu Merkurius dan Venus.
-
Planet
Superior
Planet yang orbitnya berada di luar
orbit Bumi yaitu Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
3.
Komposisi
bahan penyusun (massa)
-
Planet
Terestrial
Planet-planet yang komposisi
penyusunnya adalah batuan. Terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
-
Planet
Jovian
Planet-planet yang berukuran besar, komposisinya
adalah es dan hidrogen. Terdiri dari Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Rotasi
Dan Revolusi Bumi
Rotasi
Bumi adalah perputaran Bumi pada
porosnya. Satu putaran memerlukan waktu 23 jam 56 menit (dibulatkan 24 jam).
Rotasi Bumi terjadi dari barat ke timur dengan kecepatan rotasi yang tidak
sama, di equator bergerak dngan cepat namun semakin ke kutub semakin lambat.
Rotasi Bumi menyebabkan:
-
Pergantian
siang dan malam
-
Peredaran
semu benda-benda langit
-
Perbedaab
waktu
-
Bentuk
Bumi agak tumpul (pepat Bumi)
-
Penyimpangan
arah angin.
Revolusi
Bumi adalah peredaran Bumi mengelilingi
Matahari yang memerlukan waktu selama satu tahun (365 1/3 hari). Sesuai dengan
hukum Kepler, lintasan peredaran Bumi mengelilingi Matahari berbentuk elips dan
bidang lintasannya dinamakan ekliptika. Para ilmuwan telah membuktikan bahwa
Bumi melakukan revolusi dengan kecepatan cahaya dan paralaks bintang. Gejala
alam akibat revolusi:
- Pergantian musim
- Peredaran semu tahunan Matahari
- Paralaks bintang
- Perbedaan panjang siang dan malam
2. Galaksi
Galaksi adalah sistem perbintangan
yang sangat besar, terdiri dari bintang-bintang dan materi antar bintang.
Biasanya galaksi terdiri dari milyaran bintang dengan massa antara beberapa
juta sampai beberapa triliun kali dari Matahari. Kita berada dalam galaksi
Bimasakti atau Milky Way (atau Jalur Susu - karena galaksi Bimasakti terlihat
putih dan seperti aliran susu). Berdiameter 100.000 tahun cahaya dan Matahari
adalah salah satu dari sekitar 100 miliar bintang yang terdapat di dalamnya.
Ciri-ciri galaksi:
- Galaksi memiliki cahaya sendiri,
bukan pantulan
- Galaksi-galaksi lain dapat
terlihat berada di luar galaksi Bimasakti
- Jarak antar galaksi jutaan tahun
cahaya
- Galaksi memiliki bentuk tertentu
Bentuk Galaksi:
Huble mengklasifikasikan bentk galaksi
dalam tiga bentuk utama, yaitu:
1. Bentuk spiral
-
Populasinya 80% dari seluruh galaksi
-
Memiliki struktur teratur
-
Selubung bulat dan piringan dengan lengan spiral mengelilingi equator
-
Variasi galaksi spiral adalah spiral berbatang
Contoh: galaksi Bimasakti dan Andromeda.
2. Bentuk elips
-
Tidak ada struktur
-
Warna merah dan oranye (bintang tua)
-
Tak ada gas dan debu.
Contoh: galaksi Sculptor dan Fornaks.
3.Bentuk tak beraturan
- Massa galaksi rendah dengan bindel
bintang muda
- Saling berinteraksi atau
menggabungkan
Contoh: galaksi Magellan Besar dan Magellan Kecil.
E. Asal Usul Terbentuknya Alam
Semesta
1. Teori
Ledakan dahsyat (Big Bang)
Seorang ahli
perbintangan bangsa Belgia bernama Geprges Lamaitre pada tahun 1930 telah
mengemukakan teori ledakan dahsyat. Menurut pendapatnya bahwa alam semesta atau
galaksi-galaksi berasal dari suatu massa yang meledak dengan dahsyat yang
bagian-bagiannya terlempar kesegala arah.
Teori ini nampaknya sesuai dengan yang
difirmankan oleh Allah SWT dalam surat Al-Anbiya ayat 30, yaitu ;
“ Dan apakah orang-orang kafir tidak
mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang
padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup. Maka mengapa mereka tidak juga beriman ? “ (Q S Al-Anbiya :
30 ).
Ayat di atas
menjelaskan bahwa alam semesta tang terdiri dari ribuan galaksi yang didalamnya
terdapat tata surya, nebula, cluster dan benda langit lainnya berasal dari
suatu massa yang bersatu padu yang kemudian atas kehendak Allah SWT di
pisahkan.
2. Teori Ekspansi dan Konstraksi
Para ilmuwan menduga bahwa sebelum terbentuknya alam semesta
telah terjadi suatu siklus antara masa ekspansi dan masa konstraksi.
Energi
dari reaksi inti hydrogen dapat membangkitkan ekspansi alam sehingga
terbentuklah galaksi-galaksi dan bintang-bintangnya dan unsure-unsur lainnya.
Pada masa konstraksi galaksi dan bintang-bintang itu menciut dan meredup sambil
memancarkan energi kalor yang sangat tinggi.
3. Teori Creatio Continua
Teori ini dikemukakan oleh Fred Hoyle, Bendi dan Gold.
Mereka bertpendapat bahwa saat diciptakan alam semesta ini tidak ada. Alam
semesta ini selamanya ada dan akan tetap ada, dengan kata lain alam semesta
tidak pernah bermula dan tidak pernah berakhir ( mengingatkan kita pada Al-Razi
yang menyatakan materi itu kekal). Pada setiap saat ada partikel-partikel
tersebut kemudian mengembun menjadi kabut-kabut spiral dengan bintang-bintang
dan jasad-jasad alam semesta. Karena partikel yang dilahirkan lebih besar dari
pada yang lenyap, maka jumlah materi makin bertambah dan mengakibatkan pemuaian
alam semesta. Pengembangan ini akan mencapai titik batas kritik pada 10
milyar tahun lagi. Tetapi dalam waktu 10 milyar ini akan dihasilkan kabut-kabut
baru. Menurut teori ini 90 % materi alam semesta adalah oksigen. Dari hydrogen
ini akan membentuk helium dan zat lainnya.
E.
Terbentuknya
Galaksi
Sains modern berpendapat bahwa cosmos telah terjadi dari
pada kumpulan gas yakni hydrogen dan sedikit helium yang berputar secara pelan
pada zaman yang sangat kuno. Kumpulan gas tersebut kemudian terbagi menjadi
potongan –potongan banyak dari dimensi dan kelompok yang sangat besar. Ahli
astrofisika memperkirakan bahwa dimensi tersebut 1 milyar samapi dengan 100
milyar kali besarnya matahari dan besarnya matahari adalah 300.000 kali
besarnya bumi. Angka-angka itu memberikan gambaran kepada kita tentang kelompok
gas mula-mula yang kemudian melahirkan galaksi.
Menurut Fowler (1957) sekitar 12.500 juta tahun lalu galaksi
bhima sakti masih berbentuk kabut gas hydrogen yang sangat panas. Kemudian ia
berotasi sehingga bentruknya menjadi bulat dan bertambah berat. Akibatnya ia
mengadakan konstraksi dan bagian masa luarnya yang memiliki berat jenis yang
besar banyak yang tertinggal dan kemudian membentuk bintang-bintang yang secara
lambat laun melakukan konstraksi sambil memancarkan energi potensialnya berupa
kalor sehingga lambat laun suhunya menjadi turun. Setelah ribuan tahun
bintang-bintang itu ada yang bentuknya hampir tetap seperti matahari kita.
F. Tata
Surya
1.
Teori Nebular (kabut)
Teori terjadinya tata surya mula-mula dikemukakan oleh
Immanuel Kant (1755) seorang ahli filsafat bangsa Jerman dan Pierre Simon
Lapace (1796) seoramg ahli fisika bangsa Perancis. Keduanya berpendapat bahwa
tata surya berasal dari kabut, sehingga disebut teori Kabut Kant-Laplace, dalam
alqur’an menjelaskan bahwa penciptaan langit itu berasal dari asap (kabut),
Qur’an surat Fussilat ayat 11.
Artinya
; Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan
asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi, Datanglah kamu keduanya
menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa. Keduanya menjawab Kami
dating dengan suka hati.
Kant
dan Laplace sekalipun memilikim kesamaan dalam menjelaskan asal tata surya
tetapi mereka berbeda dalam menjelaskan proses pembentukan tata surya,
sebagaimana dijelaskan di bawah ini :
Immanuel
Kant :
Ia berpendapat bahwa tata surya itu berasal dari gumpalan
kabut gas panas yang berputar pada porosnya. Kemudian kabuit itu menjadi padat
dan atas dasar prinsip tarik menarik dan tolak menolak dari bagian-bagian kabut
yang memadat itu dipusatnya membentuk inti menjadi matahari sedangkan
bagian-bagian lainnya bersatu lalu memisahkan diri dari yang lainnya dan
menjadilah planet-planet. Dengan demikian planet-planet itu
terbentuk bersamaan dengan matahari.
Laplace :
Ia berpendapat
bahwa tata surya berasal dari nebula/kabut gas pijar bercampur dengan debu yang
berputar p[ada porosnya. Akibat percepatan rotasinya, kabut makin mengecil dan
bentuknya menjadi seperti cakram (pipih). Karena percepatannya makin besar,
keadaan kabut menjadi tidak stabil dan terlepas membentuk cincin gas, lalu
memadat.
Pemadatan itu
berlangsung terus menerus , kemudian membuat ketidakstabilan baru sehingga
membentuk cincin gas yang baru dan memadat lagi dan seterusnya. Cincin itu
membentuk planet, sedangkan yang masih panas menjadi matahari.
2. Teoti Tidal atau Pasang Surut
Teori ini
dikemukakan oleh James H. Jeans dan Harold Jeffres pada tahun 1919. Menurut
teori ini ratusan juta tahun lalu sebuah bintang bergerak mendekati matahari
dan kemudian menghilang. Pada waktu itu sebagian matahari tertarik dan lepas.
Dari bagian matahari yang lepas inilah kemudian terbentuk planet-planet.
3. Teori Bintang Kembar
Menurut teori ini, kemungkinan dahulu matahari merupakan
sepasang bintang kembar. Oleh sesuatu sebab salah satu bintang meledak, dan
oleh gaya tarik gravitasi bintang yang satunya (matahari sekarang), pecahan
tersebut tetap berada di sekitar dan beredar mengelilinginya.
4.
Teori G.P. Kuiper
Pada tahun 1950 G.P Kuiper mengajukan teori berdasarkan
keadaan yang ditemui di luar tata surya dan menyuarakan penyempurnaan atas
teori-teori yang telah dikemukakan yang mengandaikan matahari serta semua
planet-planet berasal dari gas purba yang ada di ruang angkasa. Pada saat ini
terdapat banyak kabut gas dan diantara kabut terlihat dalam proses melahirkan
bintang.
Kabut gas yang tampak tipis-tipis di ruang angkasa itu,
karena gaya tarik gravitasi antar molekul dalam kabut itu lambat laun
memampatkan diri menjadi massa yang semakin lama semakin padat. Pemadatan ini
dimungkinkan oleh sifat gas semacam itu selalu terjadi gerakan. Selanjutnya
gerakan itu semakin lama menjadi gerakan berputar yang memipihkan dan
memadatkan gas kabut itu. Satu atau dua gumpalan materi memadat di tengah.
Sedang gumpalan yang kecil akan melesat dilingkungan sekitarnya.
Gumpalan yang memadat ditengah menjadi matahari sebagai
pusat, sedang gumpalan-guympalan yang kecil menjadi bakal planet. Matahari yang
dipusat begitu padat mulai menyala dengan api nuklir, yang selanjutnya api itu
mendorong gas yang masih membungkus planet menjadi sirna. Sehingga planet
sekarang terlihat telanjang tinggal terasnya. Tapi bakal planet yang jauh darti
matahari kurang terpengaruh sehingga tampak menjadi planet yang besar dengan
diliputi kabut.
G. Konsep Alam Ganda
Para ahli astrofisika modern berpendapat bahwa sangat boleh
jadi ada planet-planet yang menyerupai bumi. Mereka mengira ada kemungkinan
terdapatnya planet seperti bumi di luar system matahari karena alas an-alasan
seperti berikut :
Orang memperkirakan bahwa dalam galaksi kita, seperdua dari
100 milyar bintang, masing-masing mempunuyai system planet seperti system
matahari.
P. Guerin, seorang ahli astrofisika, menulis “system
planeter sudah terang, tersebar banyak dalam cosmos, system matahari dan bumi
tidak satu-satunya yang ada, kemudian ia lanjutkan ; Kehidupan, sebagaimana
planet-planet yang memberinya tempat juga tersebar diseluruh cosmos, dimana
saja terdapat kondisi fisikokimia yang diperlukan untuk terbentuknya kehidupan
tersebut dan perkembangan selanjutnya.” Penjelasan Guerin jika kita kaitkan
dengan banyak nya ditemukan ayat al-qur’an yang menyebutkan tentang kegandaan
langit dengan symbol angka 7 lapis langit. Disisi lain wujudnya bumu-bumi yang
mirip dengan bumi kita dari beberapa asfek, adalah suatu hal yang dapat kita
fahami, tetapi para ahli sampai saat ini belum ada yang dapat membuktikan
keadaannya seperti apa. Para spesialis menganggap bahwa adanya bumi semacam itu
sangat mungkin.
H. Susunan Tata Surya
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa matahari adalah salah
satu dari 100 milyar bintang di dalam galaksi. Matahari
sebagai pusat tata surya berada pada jarak 30 tahun cahaya dari pusat bhima
sakti.
Pada Zaman
Yunani kuno, seoreang filosuf bernama Clausius Ptolemeus mengemukakan
pendapatnya bahwa bumi adalah pusat tata surya. Menurut pandangannya matahari,
bulan dan planet-planet beredar mengelilingi bumi yang tetap diam sebagai
pusatnya, dikenal dengan teori Geosentris. Pandangan ini dianut selama
14 abad dimana saat itu berdasarkan hasil pengamatan kasar oleh filosuf yunani
sudah mampu mengenal 5 buah planet, yaitu; Merkurius, venus, mars, yupiter dan
saturnus. Merkurius dan venus disebut planet dalam, karena berada diantara bumi
dan matahari sedang mars, yupiter dan saturnus disebut planet luar karena
berada diluar garis edar matahari.
Pada abad ke 16
seorang ilmuan Polandia bernama Nicolas Copernicus berhasil mengubah pandangan
yang telah berabad-abad lamanya, menurut Kopernicus bumi adalah planet,
sepertihalnya planet-planet lain beredar mengelilingi matahari sebagai
pusatnya, disebut dengan teori Heliosentris. Pandangan ini didasarkan
oleh adanya hasil pengamatan yang teliti serta dengan perhitungan yang
sistematis yang didukung oleh teropong bintang yang telah berhasil ditemukan.
Dengan teropong tersebut penuan planet menjadi bertambah banyak, seperti planet
Uranus, neptunus dan Pluto (1930) dan hingga saat ini telah ditemukan 10 buah
planet termasuk bumi, asteroida dan planetoida.
Menurut
pandamngan heliosentris, Merkurius dan venus yang berada diantara matahari dan
bumi disebut planet dalam, sementara mars, astroida,yupiter, saturnus, uranus,
neptunus dan Pluto berada di luar garis edar bumi dan disebut planet luar. Planet-plaanet
yang beredar mengelilingi matahari melalui lintasan (orbit) yang bentuknya
elips. Peredaran planet mengelilingi matahari disebut gerak revolusi,
disamping itu planet-planet beredar mengelilingi sumbunya yang disebut gerak
rotasi, adanya gerak rotasi pada bumi menyebabkan adanya waktu siang dan
malam di bumi. Kala
revolusi bumi adalah 1 tahun atau 365,25 hari sedangkan kala rotasi adalah 1
hari atau 24 jam.
I.
Bagian-bagian Tata Surya
1. Matahari
Matahari merupakan anggota tata surya yang paling besar,
disamping sebagai pusat peredaran juga matahari merupakan sumber energi
dilingkungan tata surya, matahari terdiri dari bagian inti yang dilapisi oleh
tiga lapisan kulit yaitu kulit fotosfer, chromosfer dan corona, panas matahari sebagai
sumber kalor memiliki suhu jutaan derajat celcius yang dipancarkan berupa
cahaya dengan tekanan udara ratusan juta atmosfer.
Menurut J.R. Meyer Panas bumi berasal dari batu meteor yang
jatuh dengan kecepatan tinggi pada permukaan matahari. Sedang menurut teori
konstaksi Helmholz panas itu karena menyusutnya bola gas matahari, Dr. Bothe
menyatakan panas itu berasal dari reaksi nuklir yang disebut reaksi hydrogen
helium sintetis.
2.
Planet Merkurius
Merkurius merupakan planet terdekat dengan matahari, hampir
93 % panas matahari terserap oleh bagian merkurius yang menghadap matahari
sehingga suhunya sangat panas, sedangkan bagian yang tidak menghadap matahari
dingin sekali ( sehingga tidak ada air dan udara ), planet ini tidak memiliki
satelit (bulan) dan diperkirakan tidak ada kehidupan.
3. Planet Venus
Planet ini terselubung dengan awan putih yang sangat tebal
sehingga dapat memantul cahaya matahari ke bumi, oleh karenanya dapat dilihat
dari bumi dengan cahaya yang terang (sering disebut bintang timur karena selalu
terbit mendahului matahari di sebelah timur dan disebut pula bintang kejora
yang suka bersinar pada sore hari), Venas menyerap cahaya matahari sekitar 20 %
tidak memiliki satelit, kalrevolusinya 225 hari dan kala rotasi 247 hari.
4. Planet Bumi
Planet bumi terletak pada urutan ke tiga dari matahari,
ukurannya hampir sama dengan venus, jarak bumi terhadap matahari sekitar 150
juta km, kala rotasi bumi 24 jam dan kala revolusinya 365,25 hari, bumi
dilapisi atmosfer dengan suhu dan penerimaan cahaya matahari yang ideal
sehingga dapat tersedia air dan gas ( subtansi kehidupan).
a. Gerak Rotasi Bumi
Gerak berputar pada porosnya disebut dengan gerak rotasi,
arah rotasi bumi sama dengan arah revolusinya, yakni dari barat ke timur.
Inilah sebabnya mengapa matahari terbit dari timur dan terbenam di barat, satu
kali rotasi menempuh 360 derajat selama 24 jam ( 1 hari ). Sebagai akibat
rotasi bumi munculah gejala berikut :
1) Gerak semu harian dari matahari,
yang seakan-akan matahari, bulan, bintang-bintang dan benda-benda langit
lainnya terbit di timur dan terbenam di barat.
2) Pergantian siang dan malam,
dimana separuh dari bola bumi menerima sinar matahari (siang), dan separuh
lainnya mengalami kegelapan (malam).
b. Gerak Revolusi Bumi
Sebagaimana pembuktian Kopernicus oleh ilmuan Galilleo
Gallilei, Tycho Brahe dan Keppler tentang heliosentris dimana bumi berevolusi
mengelilingi matahari dalam satu revolusi = 1tahun = 365,25 hari.
Selama berevolusi posisi bumi miring terhadap bidang
ekliptika, sehingga revolusi bumi berakibat:
1) Pergantian
empat musim di daerah sebelah utara garis balik utara (23,5 LU)
2) Perubahan lamanya siang dan malam
3) Terlihatnya
rasi bintang dari bulan ke bulan
5. Planet Mars
Mars adalah planet luar yang paling dekat dengan bumi
sehingga planet sering terlihat pada setiap jam 19.00 di atas kepala kita,
berwarna putih karena sering diliputi salju tipis, ada beberapa laporan hasil
pemotretan satelit bahwa planet ini mengandung oksigen sekalipun dalam jumlah
kecil, bahkan terlihat gambar yang bergaris-garis seperti saluran kanal, diduga
ada tumbuhan lumut yang sangat sederhana tetapi penelitian sampai saat ini
masih menganggap di mars tidak ada mahluk hidup, walau demikian ilmuwan masih
gencar melalukan penelitian. Mars memiliki kala revolusi 1,9 tahun dan
rotasinya 24 jam 37 menit, jarak terhadap matahari 226,48 juta km dengan garis
tengah 6272 km.
6. Planet Yupiter
Yupiter merupakan planet terebesar, berdasarkan analisis
spektroskopis planet ini mengandung banyak gas metana dan amoniak, serta
mengandung gas hydrogen dan memiliki 14 satelit. Diameterrnya 138.560 km dengan
rotasi 10 jam tampak sebagai bintang yang terang tengah malam, karena masanya
sangat besar = 300 kalimasa bumi sehingga gravitasinyapun 2,6 kali gravitasi
bumi.
7. Planet Saturnus
Planet ini memiliki masa jenis yang sangat lebih kecil dari
air sehingga akan terapung di atas air. Planet ini berupa gas yang terdiri dari
metana dan amoniak, saturnus merupakan planetterbesar kedua sehingga memiliki
10 satelit dan satelit terbesarnya bernama Titan dan planet lain bernama
phoebe yang arah geraknya berlawanan dengan 9 planet lainnya dan phoebe
dianggap bukan anak kandung saturnus.
8. Planet Uranus
Berbeda dengan planet lain rotasinya dari timur ke barat,
jarak ke matahari 2860 juta km dengan revolusi 84 tahun sementara rotasinya 10
jam 47 detik. Planet ini diketemukan oleh Herschel bersama keluarga
secara tidak sengaja saat melihat saturnus. Besar Uranus kurang dari setengah
saturnus, bergaris tengah 50.560 km dan memiliki 14 buah satelit.
9. Planet Neptunus
Neptunus memiliki dua satelit , satu dioantaranya bernama
Triton yang beredar berlawanan arah dengan gerak rotasi neptunus, jarak ke
matahari 4470 juta km dengan kala revolusi 165 tahun dan planet ini ditemukan
tahun 1846 saat astronom menyelidiki Uranus yang orbitnya menyimpang dan diduga
karena ada pengaruh dari gravitasi planet lain.
10. Planet Pluto
Pluto merupakan planet terjauh dari matahari diketahui sejak
tahun 1930, planet ini disebut juga planet transneptunus karena diduga planet
ini merupakan bagian satelit neptunus yang terlepas. Pluto tidak tertembus
cahaya matahari sehingga sepanjang jaman selalu gelap oleh karenanya diberi
nama Pluto (dewa kegelapan bangsa yunani) dan tidak memiliki satelit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar