Karlina
114020084
Manajemen C
Fakultas Ekonomi
Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon
PERKEMBANGAN DAN PENGEMBANGAN IPA
(Ilmu Pengetahuan Alam)
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan kumpulan pengetahuan
tersusun secara sistematis yang didasarkan pada penyelidikan dan interpretasi
terhadap peristiwa-peristiwa atau gejala alam melalui metode dan sikap ilmiah.
Ilmu ini terus berkembang, bertambah luas, dan mendalam sesuai dengan
hasil-hasil penemuan dan penyelidikan baru, menyebabkan timbulnya cabang-cabang
ilmu yang dikenal sebagai: Fisika, Kimia, Biologi, dan Ilmu Pengetahuan Bumi dan
Antariksa (IPBA). Dalam perkembangannya, ternyata banyak proses yang
penjelasannya memerlukan bantuan dari dua atau lebih cabang ilmu yang merupakan
kombinasi dari cabang-cabang yang telah ada, seperti Kimia Fisika, Biokimia,
Biofisika, dan Geofisika. Pembagian IPA dalam berbagai cabang tersebut
sebenarnya untuk lebih mempermudah mempelajari alam seisinya dari sudut pandang
tertentu. Namun di luar dari pada itu, satu hal yang pasti, yakni sasaran yang
diselidiki, diuraikan, dan dibahas adalah satu, yaitu alam semesta yang
meliputi: asal mula alam semesta dengan segala isinya, termasuk proses,
mekanisme, sifat benda maupun peristiwa yang terjadi.
·
Rasa Ingin Tahu Dan Terbentuknya
Ilmu Pengetahuan
Beberapa binatang sudah mempunyai otak, sehingga mempunyai
daya piker namun terbatas pada insting (naluri) dan upaya mempertahankan diri
serta turunannya. Insting tersebut terutama ditujukan untuk kelangsungan
hidupnya seperti memperoleh makanan, perlindungan diri dan perkembangbiakan.
Aktivitas hewan tersebut ternyata tidak berubah dari masa ke masa dan
dinyatakan sebagai idle curiousity. Sedangkan
manusia di samping mempunyai naluri dan nurani, manusia juga memiliki nalari.
Dengan nalari itu, manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan
penalaran, pemikiran logis dan analisis. Berlandaskan kemampuan tersebut maka
pengetahuan yang diperoleh saat ini merupakan dasar dari munculnya rasa ingin
tahu manusia tersebut selalu berkembang (curiousity).
Dengan nurani, manusia selalu ingin berbuat baik untuk dirinya dan
lingkungannya.
Secara sederhana perkembangan rasa ingin tahu dimulai dengan
pertanyaan apa atau “what” tentang sesuatu, dan dilanjutkan
dengan pertanyaan bagaimana atau “how” dan mengapa atau “why”.
Sebagai contoh adalah perkembangan rasa ingin tahu anak-anak terhadap suatu
benda, maka pertanyaan yang diajukan oleh anak pada usia sekitar dua tahun
adalah “apa” nama benda tersebut,
misalkan benda tersebut adalah pensil. Pertanyaan selanjutnya yang akan muncul
pada usia menjelang TK adalah “bagaimana”
menggunakannya. Setelah usianya lebih dewasa lagi, maka pertanyaan yang
akan muncul di benaknya adalah “mengapa”
pensil dapat digunakan untuk menulis? Dengan mendapatkan jawaban yang
sesuai dengan pertanyaan yang diajukan, maka anak tersebut akan mendapatkan
pengetahuan baru dan sekaligus rasa ingin tahunya terjawabkan.
Adanya kemampuan berpikir pada manusialah yang menyebabkan
terus berkembangnya rasa ingin tahu tentang segala yang ada di alam semesta. Pengetahuan
yang diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari
pengembangan ilmu pengetahuan alam (IPA). Dengan akal yang dimiliki manusia,
semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Informasi yang dapat disimpan dan diajarkan kepada generasi berikutnya,
ditambah dengan pengetahuan yang diperoleh saat itu maka informasi tentang
pengetahuan ini akan terus bertambah dan berkembang dari generasi ke generasi
berikutnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka secara sederhana urutan
perkembangan ilmu dimulai dari rasa
ingin tahu terhadap sesuatu maka dilakukan suatu pengamatan. Berdasarkan pengamatan berulangkali diperoleh pengalaman. Berdasarkan pengamatan dan
pengalaman yang terus-menerus diperoleh pengetahuan,
semisal sifat dari benda yang diamati. Kumpulan pengetahuan tentang sesuatu
yang didapatkan secara sistematis dinyatakan ilmu pengetahuan.
1. Dasar-dasar
Pengetahuan
Seperti dijelaskan di Bab
Pendahuluan di atas, pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu.
Pengetahuan mampu dikembangkan manusia karena :
A. Bahasa yang bersifat komunikatif
B. Pikiran yang mampu menalar
2. Metode
Ilmiah sebagai Dasar IPA
Metode ilmiah adalah prosedur atau
cara dalam memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu. Ini berarti bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan
lewat metode ilmiah.
Berbagai cara dilakukan manusia
untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan nonilmiah maupun
pendekatan ilmiah.
Adapun penemuan ilmu pengetahuan
mereka melalui pendekatan nonilmiah diperoleh dengan 3 cara:
1. Prasangka
Pengetahuan
yang dicapai secara akal sehat biasanya diikuti dengan kepentingan orang yang
melakukannya kemudian membuat orang mengumumkan hal yang khusus menjadi terlalu
luas. Dan menyebabkan akal sehat ini berubah menjadi sebuah prasangka.
2. Intuisi
Intuisi adalah
penilaian terhadap suatu pengetahuan yang cukup cepat dan berjalan dengan
sendirinya. Biasanya didapat dengan cepat tanpa melalui proses yang panjang
tanpa disadari. Dalam pendekatan ini tidak terdapat hal yang sistemik.
3. Penemuan
coba-coba
Pengetahuan
yang ditemukan dengan pendekatan ini tidak terkontrol dan tidak pasti. Diawali
dengan usaha coba-coba atau dapat dikatakan trial and error. Dilakukan dengan
tidak kesengajaan yang menghasilkan sebuah pengetahuan dan setiap cara
pemecahan masalahnya tidak selalu sama. Sebagai contoh seorang anak yang
mencoba meraba-raba dinding kemudian tidak sengaja menekan saklar lampu dan
lampu itu menyala kemudian anak tersebut terperangah akan hal yang
ditemukannya. Dan anak tersebut pun mengulangi hal yang tadi ia lakukan hingga
ia mendapatkan jawaban yang pasti akan hal tersebut.
Juga penemuan ilmu pengetahuan melalui pendekatan ilmiah
dilakukan berdasarkan pemikiran rasional, pengalaman empiris (fakta) maupun
referensi pengalaman sebelumnya. Berdasarkan metode ini, data atau fakta yang
ada harus diuji terlebih dahulu sebelum diterima kebenarannya.
3. Kriteria
ilmu pengetahuan
Suatu pengetahuan dapat disebut ilmu jika memenhi criteria
sebagai berikut:
a. Logis atau masuk akal
b. Objektif
c. Metodik
d. Sistematis
e. Berlaku umum atau universal
f. Kumulatif
4. Langkah-langkah
metode ilmiah
Langkah-langkah metode ilmiah sebagai berikut:
a. Perumusan
masalah
Yang dimaksud masalah adalah
menyangkut topic atau objek yang diteliti batasan yang jelas serta dapat diidentifikasi
faktor-faktor yang terkait. Oleh sebab itu, masalah merupakan pertanyaan apa,
mengapa atau bagaimana tentang objek yang diteliti itu.
b. Penyusunan
Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan
tentang kemungkinan jawaban sementara tentang masalah yang ditetapkan.
c. Pengujian
Hipotesis
Merupakan upaya pengumpulan fakta
yang relevan dengan hipotesis yang diajukan dan diuji apakah fakta tersebut
mendukung hipotesis atau tidak.
d. Penarikan
Kesimpulan
Kesimpulan diambil berdasarkan hasil
analisis data untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan diterima atau
ditolak. Hipotesis yang diterima merupakan pengetahuan yang kebenarannya teruji
secara ilmiah dan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan.
Berdasarkan logika, penarikan
kesimpulan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Logika deduktif, cara berpikir dimana ditarik kesimpulan
yg bersifat khusus dari pernyataan bersifat umum.
2. Logika Induktif, terkait dengan empirisme (butuh dukungan
fakta).
5. Sikap
Ilmiah
a. Jujur
b. Objektif
c. Terbuka
d. Toleran
e. Skeptis
f. Optimis
g. Pemberani
h. Kreatif dan inovatif
i.
Dapat
membedakan antara opini dan fakta
j.
Tidak
berprasangka dalam mengambil keputusan
k. Teliti, hati-hati dan saksama dalam
bertindak
l.
Selalu
ingin tahu
6. Perkembangan
IPA
Untuk menjelaskan fenomena alam,
maka perlu dilakukan pengamatan atau penelitian yang terus-menerus. Suatu
penelitian tentu diperlukan landasan pengamatan atau teori yang sudah ada.
Landasan atau strata ilmu dapat dibagi atas tiga, yaitu:
1.
Hipotesis
Merupakan strata ilmu yang paling
rendah, berupa dugaan atau prediksi yang diambil berdasarkan pengetahuan atau
teori yang sudah ada untuk menjawab penelitian yang sedang dilakukan.
2.
Teori
Merupakan strata ilmu yang lebih
tinggi dari hipotesis, berupa landasan ilmu yang telah teruji kebenarannya,
namun teori masih mungkin untuk dikoreksi dengan teori baru yang lebih tepat.
3.
Hukum
dan dalil
Merupakan strata ilmu yang paling
tinggi, berupa teori yang telah diuji terus-menerus dan diketahui tidak
ditemukan adanya kesalahan.
Ilmu pengetahuan akan terus
berkembang sejalan dengan sifat manusia yang tidak pernah merasa puas dengan
apa yang sudah dipunyai atau diketahuinya. Berdasarkan hal tersebut, maka ilmu
pengetahuan merupakan siklus ilmu dengan penelitian sebagai intinya yang tidak
pernah terputus. Bahkan ia akan semakin membesar dan meluas.
7. Perkembangan
IPA Klasik dan Modern
Penggolongan IPA menjadi “klasik”
dan “modern” sama sekali bukan berkaitan dengan waktu maupun klasifikasi bidang
ilmu. Penggolongan ini lebih mengacu kepada konsepsi, yaitu cara berpikir, cara
memandang, dan cara menganalisis suatu fenomena alam.
IPA klasik yang telaahannya
mengikuti kaidah ilmu tradisional berdasarkan pengalaman, kebiasaan, dan
bersifat makroskopik. Sedangkan IPA modern yang bersifat mikroskopik, muncul
berdasarkan penelitian maupun pengujian dan telah diadakan pembaharuan yang
dikaitkan dengan berbagai disiplin ilmu yang ada.
8. Ruang
Lingkup IPA dan Pengembangannya
1. Klasifikasi IPA
Ilmu pengetahuan alam dapat dibagi
menjadi tiga bidang utama yaitu:
A.
Ilmu
Sosial dan Budaya
Membahas
hubungan antarmanusia sebagai makhluk sosial, yang selanjutnya dibagi atas:
- Psikologi, mempelajari proses mental dan tingkah laku
- Pendidikan, proses latihan yang
terarah dan sistematis menuju ke suatu tujuan
- Antropologi, mempelajari asal usul
dan perkembangan jasmani, sosial, kebudayaan dan tingkah laku social
- Etnologi, cabang dari studi
antropologi yang dilihat dari aspek sistem sosio-ekonomi dan pewarisan kebudayaan
terutama keaslian budaya
- Sejarah, pencatatan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada suatu bangsa, negara
atau individu
- Ekonomi, yang berhubungan dengan
produksi, tukar menukar barang produksi,
pengolahan dalam lingkup rumah tangga, negara atau perusahaan
- Sosiologi, studi tentang tingkah laku sosial, terutama
tentang asal usul organisasi, institusi, perkembangan masyarakat.
B. Ilmu Pengetahuan Alam
Membahas
tentang alam semesta dengan semua isinya dan selanjutnya terbagi atas:
- Fisika, mempelajari benda tak
hidup dari aspek wujud dengan perubahan yang bersifat sementara. Seperti :
bunyi cahaya, gelombang magnet, teknik kelistrikan, teknik nuklir
- Kimia, mempelajari benda hidup dan
tak hidup dari aspek sususan materi dan perubahan yang bersifat tetap. Kimia
secara garis besar dibagi kimia organik (protein, lemak) dan kimia anorganik
(NaCl), hasil dari ilmu ini dapat diciptakan seperti plastik, bahan peledak
- Biologi, yang mempelajari makhluk
hidup dan gejala-gejalanya.
Ø Botani, ilmu yang mempelajari
tentang tumbuh-tumbuhan
Ø Zoologi ilmu yang mempelajrai
tentang hewan
Ø Morfologi ilmu yang mempelajari
tentang struktur luar makhluk hidup
Ø Anatomi suatu studi tentang struktur
dalam atau bentuk dalam mahkhluk hidup
Ø Fisiologi studi tentang fungsi atau
faal/organ bagian tubuh makhluk hidup
Ø Sitologi ilmu yang mempelajari
tentang sel secara mendalam
Ø Histologi studi tentang jaringan
tubuh atau organ makhluk hidup yang merupakan serentetan sel sejenis
Ø Palaentologi studi tentang makhluk
hidup masa lalu
C.
Ilmu
Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Studi
tentang bumi sebagai salah satu anggota tatasurya, dan ruang angkasa dengan
benda angkasa lainnya.
ü Geologi, yang membahas tentang
struktur bumi. (yang bahasannya meliputi dari ilmu kimia dan fisika) contoh
dari ilmu ini petrologi (batu-batuan),
vukanologi (gempa bumi), mineralogi (bahan-bahan mineral).
ü Astronomi, membahas benda-benda
ruang angkasa dalam alam semesta yang meliputi bintang, planet, satelit da
lain-lainnya. Manfaatnya dapat digunakan dalam navigasi, kalendar dan waktu.
9.
Pemfokusan dan pembentukan
multidisiplin ilmu
a. Pemfokusan
Ilmu
Dengan pengembangan ilmu yang begitu
cepatnya, terutama mulai awal abad ke-20 menyebabkan klasifikasi ilmu
berkembang kea rah disiplin ilmu yang lebih spesifik. Sebagai contoh, dalam
disiplin fisika telah terjadi pemfokusan menjadi berbagai subdisiplin fisika,
antara lain bunyi dan getaran, magnet, listrik, optik, mekanika, dan fisika
modern.
Selanjutnya, subdisiplin ilmu
tersebut berkembang menjadi spesialisasi tertentu. Sehingga tidak memungkinkan
lagi seseorang dapat menguasai beberapa atau bahkan satu bidang ilmu tertentu
dengan sempurna.. untuk dapat menguasai ilmu dengan baik, maka seorang ahli
akan lebih memfokuskan atau menspesialisasikan dirinya dalam salah satu focus
disiplin ilmu tertentu.
b.
Multidisiplin dan Interdisiplin Ilmu
Multidisiplin ilmu merupakan ilmu
pengetahuan yang cakupan pembahasannya menggunakan lebih dari satu kelompok
disiplin ilmu, misal kelompok IPA dan IPS. Contoh multidisiplin ilmu adalah
lingkungan, yang dapat mengolaborasikan ilmu IPA dan IPS.
Sedangkan Interdisiplin ilmu
merupakan ilmu pengetahuan yang cakupan pembahasannya menggunakan satu kelompok
disiplin ilmu saja. Contoh interdisiplin ilmu adalah ilmu computer yang
dikembangkan dari disiplin IPA.
Perkembangan interdisiplin IPA pun
cukup banyak dan berkembang sangat pesat. Sehingga perkembangan tersebut sangat
mempengaruhi pola pandang dan kehidupan sosial saat ini. Oleh karena itu, suatu
ilmu yang dikembangkan berdasarkan interdisiplin ilmu tetapi karena dampak
sosial perlu diperhitungkan, sehingga pembahasannya berubah menjadi
multidisiplin ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar